Selasa, 24 Mei 2016

skema oogenesis

Proses Pembentukan Sel Telur (Oogenesis) pada Wanita - Apabila pada sistem reproduksi pria terjadi spermatogenesis, sebaliknya pada sistem reproduksi wanita ada proses yang namanya oogenesis. Oogenesis merupakan proses pembentukan sel telur di dalam ovarium. Sebelum sel telur (ovum) terbentuk, di dalam ovarium terlebih dahulu terdapat sel indung telur atau oogonium (oogonia = jamak) yang bersifat diploid (2n = 23 pasang kromosom). Melalui pembelahan mitosis, oogonium menggandakan diri membentuk oosit primer. Terjadinya oogenesis sebenarnya sudah dilakukan sejak bayi masih berusia 5 bulan dalam kandungan. Proses ini berlanjut hingga oosit primer membelah secara meiosis pada saat bayi berusia 6 bulan. Namun demikian, proses ini tidak dilanjutkan sehingga oosit primer dalam keadaan dorman (istirahat).

Setelah bayi dilahirkan, di dalam ovariumnya mengandung 1 hingga 2 juta oosit primer. Seiring berjalannya waktu, oosit primer yang dihasilkan mengalami kematian setiap harinya. Kondisi ini berlangsung hingga manusia menginjak masa pubertas. Akibatnya, oosit primer yang tersisa hanya 200.000 hingga 400.000. Menginjak masa pubertas, oosit primer melanjutkan fase pembelahan meiosis I. Pada fase ini, oosit primer membelah menjadi dua sel yang berbeda ukuran dan masing-masing bersifat haploid. Satu sel yang berukuran besar dinamakan oosit sekunder, sedangkan sel yang lain dengan ukuran lebih kecil dinamakan badan kutub primer.

Pada fase berikutnya, oosit sekunder akan melanjutkan pada fase meiosis II. Fase ini dilakukan apabila ada fertilisasi. Apabila tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder mengalami degenerasi. Namun, apabila ada fertilisasi, fase meiosis II dilanjutkan. Indikasi nya, oosit sekunder membelah menjadi dua sel, yakni satu berukuran besar dan satu berukuran lebih kecil. Sel yang berukuran besar di namakan ootid, sementara sel berukuran kecil dinamakan badan kutub sekunder. Secara bersamaan, badan kutub primer juga membelah menjadi dua. Oleh karenanya, fase meiosis II menghasilkan satu ootid dan tiga badan kutub sekunder.

Kemudian, satu ootid yang dihasilkan tersebut berkembang menjadi sel telur (ovum) yang matang. Sementara itu, badan kutub hancur atau palosit (mengalami kematian). Perhatikan Gambar 1.
Oogenesis pembentukan sel telur
Gambar 1. Oogenesis yang terjadi pada ovarium wanita
Supaya oosit dalam oogonium tumbuh dengan baik, pada permukaannya diselubungi oleh lapisan yang disebut folikel. Di dalam folikel terdapat cairan yang memberikan makanan untuk perkembangan oosit. Folikel ini akan terus berubah hingga masa ovulasi. Awalnya oosit primer diselubungi oleh folikel primer. Selanjutnya, folikel primer berubah menjadi folikel sekunder yang membungkus oosit sekunder (fase meiosis I). Setelah itu, folikel sekunder berubah menjadi folikel tersier hingga folikel de Graff (folikel matang). Folikel de Graff terbentuk saat masa ovulasi. Kemudian, oosit sekunder lepas dari folikel, dan segera folikel menjadi korpus luteum. Korpus luteum akan menjadi korpus albikan, jika sel telur tidak ada yang membuahi.

Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)

Tempat pembentukan sperma berada pada tubulus seminiferus di dalam testis. Proses pembentukan  sperma ini dinamakan spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus terdapat dinding yang terlapisi oleh sel germinal primitif yang  meng alami  kekhususan. Sel  germinal ini disebut  spermatogonium. Setelah mengalami pematangan,spermatogonium memperbanyak diri sehingga membelah secara terus-menerus (mitosis). Berikut adalah Bagan proses pembentukan sperma. 


Pada fase awal spermatogenesisspermatogonium bersifat  diploid (2n). Secara mitosis,spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit primer (2n). Berikutnya,spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder secara meiosis (Meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n). Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi  empat spermatid yang sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid (n). Setelah matang, sperma menuju saluran reproduksi yakni epididimis. Semua proses ini terjadi selama kurang lebih 17 hari. Sementara, energi yang digunakan untuk melakukan proses spermatogenesis berasal dari sel-sel sertoli.

Sperma yang sudah matang memiliki bagian-bagian seperti kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Bagian kepala sperma terlindungi suatu badan yang disebut akrosom. Bagian ini berinti haploid. Selain itu, badan ini juga mengandung  enzim hialurodinase dan proteinase. Enzim ini berfungsi saat proses penembusan lapisan sel telur. Pada bagian tengahnya terdapat mitokondria kecil yang berfungsi menyediakan energi untuk menggerakkan ekor sperma. Untuk lebih jelasnya silahkan diperhatikan gambar sperma berikut ini.


mekanisme penglihatan


   
Sumber cahaya
 |
 *
Masuk ke mata melalui kornea
 |
 *
Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris
 |
 *
Dibiaskan oleh lensa
 |
 *
Terbentuk bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil
 |
 *
Sel-sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik
  |
  *
Otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina
  |
  *
Obyek terlihat sesuai dengan aslinya

Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang bundar anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil membesar bila intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan apabila berada di tempat terang atau intensitas cahayanya besar, maka pupil akan mengecil. Yang mengatur perubahan pupil tersebut adalah iris, yang merupakan cincin otot yang berpigmen dan tampak di dalam aqueous humor, iris juga berperan dalam menentukan warna mata. Setelah melalui pupil dan iris, maka cahaya sampai ke lensa. Lensa ini berada diantara aqueous humor dan vitreous humor, melekat ke otot–otot siliaris melalui ligamentum suspensorium. Fungsi lensa selain menghasilkan kemampuan refraktif yang bervariasi selama berakomodasi, juga berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Apabila mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot–otot siliaris akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Dan apabila mata memfokuskan objek yang jauh, maka otot–otot siliaris akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Bila cahaya sampai ke retina, maka sel–sel batang dan sel–sel kerucut yang merupakan sel–sel yang sensitif terhadap cahaya akan meneruskan sinyal–sinyal cahaya tersebut ke otak melalui saraf optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata, lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.
Supaya benda terlihat jelas, mata harus membiaskan sinar–sinar yang datang dari benda agar membentuk bayangan tajam pada retina. Untuk mencapai retina, sinar–sinar yang berasal dari benda harus melalui lima medium yang indeks biasnya (n) berbeda: udara (n=1,00), kornea (n=1,38), humor aqueous (n=1,33), lensa (n=1,40 (rata-rata)) dan humor vitreous (n=1,34). Setiap kali sinar lewat dari satu medium ke medium yang lain, sinar itu dibiaskan pada bidang batas.
Bagian terbesar dari daya bias mata bukan dihasilkan oleh lensa, akan tetapi terjadi pada bidang batas antara permukaan anterior kornea dan udara, hal ini dapat terjadi karena perbedaan indeks bias antara kedua medium ini cukup besar. Perbedaan indeks bias yang kecil akan sangat menurunkan kekuatan pembiasan cahaya di kedua permukaan lensa.




kelainan pada sistem reproduksi

1. Kanker Serviks

Penyakit ini menyerang wanita. Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks (leher rahim) yang hampir semuanya disebabkan oleh virus HPV (Human papilloma virus). Gejala awal berupa pendarahan pada vagina yang baru muncul saat memasuki stadium lebih jauh. Kanker serviks tidak menular. Penanganannya adalah dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfa panggul.

2. Epididimitis

Penyakit ini menyerang pria. Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididimis yang disebabkan oleh infeksi atau karena terkena penyakit menular seksual (PMS). Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri disertai pembengkakan pada salah satu testis.

3. Sifilis

Penyakit ini menyerang pria. Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteriTreponema pallidium yang ditandai dengan berbagai gejala yaitu:
  1. Luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir.
  2. Pembengkakan getah bening pada bagian paha.
  3. Bercak-bercak di seluruh tubuh.
  4. Tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh terutama pada bagian tangan dan telapak kaki.
Gejala ini bisa hilang walaupun bakteri masih terdapat di dalam tubuh. Bakteri ini dapat menyerang otak hingga mengalami kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat menular ke orang lain. Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik yang diberikan segera.

4. Herpes Genetalis

Herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes yang ditandai dengan rasa gatal dan sakit di sekitar alat kelamin.


5. Gonore

Penyakit gonore atau yang biasa disebut kencing nanah disebabkan oleh bakteri. Gejala penyakit ini adalah keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin, muncul rasa panas, dan sering buang air kecil. Bakteri yang menyebabkan gonore dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan. Gonore dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.

macam macam membran kehamilan

1. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur atau ada yang menyebutnya dengan sebutan Yolk Sac merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi hewan ovipar, Untuk manusia hanya terdapat sedikit kantung kuning telur dan bisa dikatakan kantung kuning telur ini untuk manusia tidak berguna. Fungsi dari membran kantung kuning telur ini yaitu untuk menyediakan nutrisi utama bagi embrio. Untuk kita sebagai manusia, kantung kuning telur ini berfungsi untuk menyediakan tempat untuk proses pembentukan darah.
2. Amnion
Amnion ini adalah suatu membran yang berfungsi untuk melindungi embrio. Dimana amnion ini selalu menyelubungi si embrio dan nantinya akan membentuk ruangan dan ruangannya berisi cairan amnion. Cairan amnion ini terdiri dari dari 98% yang berupa cairan, dan sisanya yaitu sekitar 2% berupa bahan padat, yaitu berupa hormon, enzim, pigmen, serta bahan – bahan dari janin yang nantinya membentuk rambut, glukosa, lemak, elektrolit, dan lain-lain.
Selain itu fungsi dari amniom selain untuk melindungi embrio diantaranya untuk mempermudah atau membuat licin jalan persalinan, untuk mengatur serta membuat suhu tubuh si janin yang ada dalam kandungan merasa hangat sehingga janin sehat, namun janin dalam kandungan akan tetap bergerak bebas, lalu janin yang ada dalam kandungan juga akan terlindungi dari suatu benturan dengan benda yang ada di luar.
3. Alantois
Fungsi dari allantois adalah sebagai organ respirasi serta untuk pembuangan sisa dari metabolisme. Bagi mamalia dan untuk kita sebagai manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yang merupakan bagian yang nantinya akan berkembang dan menjadi tali pusat.
4. Korion
Korion merupakan dinding berjonjot dimana korion tersebut terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion akan menghilang di hari ke-28, kecuali untuk bagian tangkai badan. Terdapat 1 komponen yang membentuk korion yaitu yang dinamakan dengan trofoblast, dimana trofoblast ini diliputi oleh suatu mosederm. Korion awalnya hanya 1 lapisan, namun berubah menjadi dua lapisan yaitu lapisan cytotrofoblast dan synsitiotrofoblast.

tahap pembentukan zigot

Tahap Embrio
Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma), kemudian terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase morula, fase blastula, fase gastrula, fase diferensiasi, serta organogenesis. Kita akan membahas setiap fase pertumbuhan dan perkembangannya berikut ini.

Fase Morula
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu (grey crescent).setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.


Fase Blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula.
Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula selesai ditanjutkan dengan lase gastrula.


Fase Gastrula
Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sal-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir fase gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm.

tahapan siklus menstruasi

1. Fase menstruasi
Tahap Menstruasi dan siklus menstruasi Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormone esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dan endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.

2. Fase pra-ovuIasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Apa yang terjadi pada fase ini? Hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. Apa yang kamu ketahui tentang FSH? FSH singkatan dan folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembaii (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir inibenfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.

3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH. LH singkatan dan luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dan folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.

4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang sikius menstruasi berbeda beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya, Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.


kelainan sistem pencernaan pada manusia

1. Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
2. Diare
Diare dapat terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.

3. Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.

4. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.

5. Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.

6. Maag
Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.

7. Malnutrisi (kurang gizi)
Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.

Proses dan Saluran Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia

1. Rongga Mulut (Cavum Oris)

Dalam rongga mulut hewan ruminansia, terdapat 2 organ sistem pencernaan yang memiliki fungsi penting, yaitu gigi dan lidah. Gigi ruminansia berbeda dengan susunan gigi mamalia lain. Gigi seri (insisivus) memiliki bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa rumput, gigi taring (caninus) tidak berkembang sama sekali, sedangkan gigi geraham belakang (molare) memiliki bentuk datar dan lebar.

2. Kerongkongan (Esofagus)

Esofagus atau kerongkongan adalah saluran organ penghubung antara rongga mulut dan lambung. Di saluran ini, makanan tidak mengalami proses pencernaan. Mereka hanya sekedar lewat sebelum kemudian digerus di dalam lambung. Esofagus pada hewan ruminansia umumnya berukuran sangat pendek yaitu sekitar 5 cm, namun lebarnya mampu membesar (berdilatasi) untuk menyesuaikan ukuran dan tekstur makanannya.


3. Lambung

Setelah melalui esofagus, makanan akan masuk ke dalam lambung. Lambung pada hewan ruminansia selain berperan dalam proses pembusukan dan peragian, juga berguna sebagai tempat penyimpanan sementara makanan yang akan dikunyah kembali. Ukuran ruang dalam lambung hewan ruminansia bervariasi tergantung pada umur dan makanannya. Yang jelas ruangan lambung tersebut terbagi menjadi 4 bagian yaitu rumen (80%), retikulum (5%), omasum (7–8%), dan abomasum (7–8%).

a. Rumen (Perut Besar)
Mula-mula makanan yang melalui kerongkongan akan masuk ke dalam rumen. Makanan ini secara alami telah bercampur dengan air ludah yang sifatnya alkali dengan pH ± 8,5.
Rumen berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara bagi makanan yang telah ditelan. Setelah rumen terisi cukup makanan, sapi akan beristirahat sembari mengunyah kembali makanan yang dikeluarkan dari rumen ini.

Di dalam rumen, populasi bakteri dan Protozoa menghasilkan enzim oligosakharase, hidrolase, glikosidase, amilase, dan enzim selulase. Enzim-enzim ini berfungsi untuk menguraikan polisakarida termasuk selulosa yang terdapat dalam makanan alami mereka. enzim pengurai protein seperti enzim proteolitik dan beberapa enzim pencerna lemak juga terdapat di sana.

b. Retikulum (Perut Jala)
Di retikulum, makanan diaduk-aduk dan dicampur dengan enzim-enzim tersebut hingga menjadi gumpalan-gumpalan kasar (bolus). Pengadukan ini dilakukan dengan bantuan kontraksi otot dinding retikulum. Gumpalan makanan ini kemudian didorong kembali ke rongga mulut untuk dimamah kedua kalinya dan dikunyah hingga lebih sempurna saat sapi tengah beristirahat.

c. Omasum (Perut Buku)
Setelah gumpalan makanan yang dikunyah lagi itu ditelan kembali, mereka akan masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum. Di dalam omasum, kelenjar enzim akan membantu penghalusan makanan secara kimiawi. Kadar air dari gumpalan makanan juga dikurangi melalui proses absorpsi air yang dilakukan oleh dinding omasum.

d. Abomasum (Perut Masam)
Abomasum adalah perut yang sebenarnya karena di organ inilah sistem pencernaan hewan ruminansia secara kimiawi bekerja dengan bantuan enzim-enzim pencernaan. Di dalam abomasum, gumpalan makanan dicerna melalui bantuan enzim dan asam klorida. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain, sedangkan asam klorida (HCl) selain membantu dalam pengaktifan enzim pepsinogen yang dikeluarkan dinding abomasum, juga berperan sebagai desinfektan bagi bakteri jahat yang masuk bersama dengan makanan. Seperti diketahui bahwa bakteri akan mati pada Ph yang sangat rendah.

4. Usus Halus dan Anus

Setelah makanan telah halus, dari ruang abomasum makanan tersebut kemudian didorong masuk ke usus halus. Di organ inilah sari-sari makanan diserap dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya ampas atau sisa makanan keluar melalui anus. 

Senin, 23 Mei 2016

tahapan proses pencernaan pada manusia

Pencernaan adalah proses di mana tubuh memecah makanan menjadi molekul yang dapat digunakan untuk makanan. Perut bukan satu-satunya organ yang terlibat dalam proses pencernaan. Serangkaian organ terdiri dari saluran pencernaan manusia, termasuk mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, hati dan usus besar. Setiap organ dalam saluran pencernaan memainkan peran penting dalam proses pencernaan.

Mulut

Proses pencernaan sebenarnya dimulai sebelum makanan masuk ke dalam mulut Anda. Menghirup aroma yang berasal dari makanan dapat menyebabkan mulut menghasilkan air liur, yang berisi senyawa dan enzim yang mulai memecah makanan setelah memasuki mulut. Proses mengunyah membuat partikel makanan menjadi cukup kecil untuk enzim memulai pekerjaan pencernaan dalam air liur.

Kerongkongan

Setelah makanan dikunyah, lalu ditelan dan memasuki kerongkongan. Menurut Cleveland Clinic, kerongkongan adalah tabung berotot yang membawa makanan yang sudah dikunyah masuk ke perut. Proses pengangkutan makanan ke perut melalui kerongkongan membutuhkan serangkaian kontraksi otot yang dikenal sebagai gerakan peristaltik.

Lambung

Lambung melakukan dua fungsi yang berbeda selama proses pencernaan. Lambung yang seperti kantong besar dengan dinding otot yang bertindak sebagai stasiun induk untuk makanan serta mengolah makanan. Dinding otot lambung mengaduk makanan menjadi zat cair atau yang disebut chyme. Chyme berbentuk seperti bubur. Selain itu, lambung mengeluarkan enzim tambahan dan asam yang memfasilitasi pemecahan protein, lemak dan alkohol.

Usus Halus

Setelah makanan diproses di lambung, makanan kemudian berjalan ke usus halus. Usus halus panjangnya sekitar 17 meter dan dibagi menjadi tiga bagian: duodenum, jejunum dan ileum. Makanan dari lambung memasuki duodenum dimana empedu dan pankreas mensekresikan getah yang dirilis untuk memecah makanan lebih lanjut. Ketika makanan ang dicerna mencapai ileum, bagian akhir dari usus kecil, nutrisi dari makanan diserap ke dalam aliran darah dan dikirim ke hati di mana mereka akan disimpan atau dikirim ke bagian lain dari tubuh.

Hati, Kandung empedu dan pankreas

Hati, kandung empedu dan pankreas memainkan peran penting dalam proses pencernaan meskipun mereka secara teknis bukan bagian dari saluran pencernaan. Hati memproduksi empedu, yang merupakan senyawa penting bagi tubuh untuk menyerap lemak. Pankreas mengeluarkan enzim yang penting untuk mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Hati juga menangani dan memproses nutrisi yang diserap dari usus halus.

Usus Besar

Tahap akhir dari proses pencernaan terjadi di usus besar. Usus besar terdiri dari tiga bagian: sekum, usus besar dan rektum. Peran usus besar dalam proses pencernaan untuk menyerap semua air yang tersisa dari makanan dan sampah menjadi padat, yang memungkinkan untuk buang air besar. Buang air besar adalah proses dimana limbah padat dikeluarkan dari tubuh.


sumber :  http://budisma.net/2015/03/tahapan-proses-pencernaan-pada-manusia.html